Tuesday, January 29, 2013

KISAH RABIAH AL ADAWIYAH



Suatu ketika Malik al Dinar berkunjung ke tempat Rabiah dan menyaksikan kendi yang dimilikinya pecah,padahal kendi tersebut sering digunakan untuk minum dan wuduk.Terdapat juga sepotong kayu dan beberapa batu-bata yang kadangkala dipakai sebagai bantal.Hatinya merasa sedih melihatnya.
“Aku mempunyai seorang kawan yang kaya,”kata Malik kepada Rabiah. “Jika engkau  mahu, aku akan meminta sesuatu darinya untukmu.”
“Malik, engkau telah mengikuti perasaan sedih yang keliru.Bukankah Pemberiku dan Pemberi mereka itu sama?” Tanya Rabiah.
“Ya,” jawab Malik.
“Lalu, apakah Dia lupa kepada orang miskin, sehingga mereka jadi miskin? Dan apakah Dia sentiasa ingat kepada orang kaya sehingga mereka menjadi kaya?” Tanya Rabiah.
“Tidak,” jawab Malik.
“Kalau begitu,” lanjut Rabiah, “kerana Dia tahu keadaanku, bagaimana mungkin aku mengabaikanNya?Keadaan ini adalah atas kehendakNya.Dan aku pun inginkan apa yang Dia inginkan.”


Menjelang kewafatan Rabiah, para penziarah meninggalkan ruangan tempat ibadahnya dan menutup pintu. Lalu terdengar suara, “Wahai jiwa yang tenteram!Kembalilah kepada TuhanMu dengan hati yang puas..”
Setelah itu, tidak terdengar suara lagi dari ruangan itu.Kemudian para penziarah tadi segera membuka pintu, dan menjumpai Rabiah telah meninggal dunia.Setelah kematiannya, ada orang melihatnya dalam mimpi.Ia bertanya kepada Rabiah,” Bagaimana engkau menghadapi malaikat Munkar dan Nakir?,”
Rabiah menjawab, “Mereka datang kepadaku dan bertanya, siapa Tuhanku.Aku menjawab, kembalilah kepada Tuhan dan katakan, Engkau tentu tidak lupa kepada seorang wanita tua lagi lemah. Sewaktu ada di dunia, aku hanya memiliki Engkau,tidak pernah melupakan Engkau. Jadi, perlukah Engkau mengirim utusan untuk bertanya siapa Tuhanku?”

No comments:

Post a Comment